Apa ya arti merdeka?
Berdasarkan KBBI merdeka memiliki 3 makna. Pertama, merdeka memiliki makna bebas dari belenggu ataupun penjajahan. Makna kedua adalah tidak terkena, atau lepas dari berbagai tuntutan. Makna ketiga dari merdeka ialah tidak terikat, tidak bergantung pada pihak atau orang tertentu, dan leluasa.(https://kbbi.web.id/merdeka)
Bertepatan dengan momen bulan kemerdekaan ini, tema pembicaraan tentang “Kemerdekaan” disajikan dengan cara yang unik melalui wayang beber. Bertempat di Latare Bambu, tepatnya Jl. Pahlawan, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara, Jakarta selatan. Sebuah tempat yang asri, nyaman, rindang banyak pohon dan sejuk sekali, serta ada coffeshop, dari Kopi Miring Jakarta. Acara di pandu oleh Mba Widi dari komunitas @tlatahwaktu.
Kali ini kita akan berbincang-bincang seputar kemerdekaan dengan penduduk poco-poco yang dibawakan oleh wayang beber metropolitan. Pertunjukan wayang beber dengan Ki Dalang Pak Samuel dari @wayangbebermetropolitan.
Sejarah Wayang Beber di Indonesia
Awal mula pewayangan adalah Wayang Watu (batu) pada abad ke 9, atau wayang yang terukir pada dinding relief candi-candi, kemudian berkembang menjadi wayang rontal. Hal ini terdapat pada Serat Sastramiruda tertulis Sengkalan Gambaring Wayang Wolu, yang berarti 861 Saka atau 939 Masehi.
Pada masa Majapahit, ketika Jaka Susuruh menjadi raja Majapahit di Jawa Timur pada tahun 1316 M, gulungan kertas wayang tersebut disetiap ujungnya diberikan tongkat kayu panjang yang digunakan untuk menggulung cerita atau memperlihatkan cerita selanjutnya. Tongkat kayu tersebut dapat dipegangi dengan tangan selama penceritaan atau pun dimasukkan kedalam lubang yang disiapkan di kotak kayu tersebut. Saat itu orang-orang mulai menyebutnya sebagi wayang beber (beber yang berarti membentangkan dan juga menyingkap atau menjelaskan), yang hingga saat ini menjadi nama untuk jenis wayang beber.
Pada masa Kerajaan Demak tahun 1518 M, ketika itu mulai timbul kerajaan Islam di Jawa dan mulai terjadi perubahan yang menentukan perkembangan wayang beber di masa selanjutnya. Seiring berjalannya waktu, perkembangan seni pertunjukan Wayang Beber tidak terhenti hanya terbatas pada pertunjukan dengan gaya tradisi lama. Berbagai pengembangan dilakukan untuk pertunjukan Wayang Beber, dari yang berbentuk alternatif hingga kontemporer.
Dikutip dari PHDI https://phdi.or.id/artikel.php?id=sejarah-wayang-beber
Wayang Beber Metropolitan
Bentuk lain pertunjukan Wayang Beber Kontemporer juga dilakukan oleh Komunitas Wayang Beber Metropolitan di Jakarta. Pengembangan yang dilakukan disesuaikan dengan kehidupan metropolitan di Jakarta yang menawarkan berbagai hiburan dan kesenian.
Pertunjukkan wayang dari komunitas wayang beber metropolitan di Latare Bambu, dimulai dengan instrumen musik, Ki dalang Pak Samuel, mulai membeberkan cerita dengan perantara kain. Ki dalang ada dihadapan wayang dan terlihat lansung oleh penonton. Saat pertunjukkan juga tercium aroma dupa dan wangi kopi.
Ki dalang menyampaikan cerita Negri Poco-Poco yang sedang gaduh tentang merdeka, padahal mereka sendiri belum pernah dijajah, Nah seru deh kisahnya. Sesi berikutmya ada tamu, Pak Ahmad sebagai moderator yang menjelaskan arti merdeka itu “bebas” dengan batas kebebasan hak orang lain (etika). Terutama Merdeka belajar untuk anak-anak.
Pak Ahmad meminta peserta dari anak yang hadir, salah satu anak yang ditanya, masih malu untuk mengajukan pendapatnya, tapi mau mencotohkan menari sebagai hal yang disenangi di sekolah. Peserta anak yang lain juga menyampaikan pendapatnya tentang merdeka, dia bisa menjelaskan dan memberi contoh kepada teman seusianya yang hadir. Peserta dewasa yang hadir, Bu Endah diminta pendapatnya untuk memberikan makna merdeka. Acara ditutup dengan menyanyi lagu Kulihat Ibu Pertiwi bersama-sama.